Wednesday, June 12, 2019

The Day When I Lost One of My Wings

Posted by taraseptirani at 9:25 PM 1 comments
Rabu, 11 Juni 2008

Waktu menunjukan pukul 5 Sore. Aku keluar dari bioskop bersama para sahabat setelah menonton sebuah film komedi romantis. Ya, sahabat terbaik yang sebentar lagi akan berpisah karena pilihan universitas yang berbeda - beda. Tidak ada firasat buruk sedikitpun. Yang aku tahu, aku benar - benar tertawa lepas sembari membayangkan kehidupan di dunia kuliah karena 3 hari lagi adalah pengumuman kelulusan SMA serempak diseluruh Indonesia. Dan pada 14 Juni juga bertepatan dengan wedding anniversary ke-27 kedua orangtuaku. Aku berencana membeli sebuah kue blackforest sambil membawa kertas pengumuman kelulusan. Sudah terbayang dibenakku wajah bangga kedua orangtuaku :')

Tululut tululuuut. Nada dering 'Espionage' terdengar dari HP Nokia 6600 milikku. Aku segera mengambil handphone didalam tas dan melihat nama dilayar "Mama"

"Ya, Ma? Mama masih di Rumah Sakit?" tanyaku.

"Kamu dimana? Cepet pulang ya. Mama baru mau pulang dari Rumah Sakit. Lagi nunggu mba dulu ya" jawab Mama.

"Iya. Ini udah mau pulang. Gimana keadaan Papa?"

"Gakpapa. Kamu hati - hati dijalan"

"Iya ma"

Aku menutup telpon dari Mama dan bergegas pulang ke rumah dan merelakan untuk tidak makan bersama teman - teman karena entah kenapa aku mendengar ada nada khawatir disuara beliau. Perasaanku menjadi tidak tenang dan ingin segera sampai rumah.

Untunglah jalanan cukup bersahabat. Aku membuka pintu rumah dan mencium bau bunga dan pandan. Seketika bulu kudukku berdiri.

"Eceeuuuu! Pada dimana?" aku berteriak memanggil asisten rumah tanggaku.

"Ya neng.. Eceu didapur! Mama belum pulang, abang ada diatas" Eceu terlihat berlari dari dapur dengan bajunya yang cukup basah. Mungkin habis cuci piring.

"Eceu nyium bau bunga sama pandan gak?"

"Ahh nggak ahh.. Perasaan neng aja kali"

Aku pun melupakan dan menganggapnya angin lalu. Aku naik ke kamar dan mulai sms-an dengan teman - temanku. Tidak lama kemudian Mama pulang dengan banyak bawaan baju kotor Papa.

Untuk yang bertanya - tanya, Papaku dirawat di Rumah Sakit. Beliau sudah keluar masuk RS berkali - kali selama 1 tahun terakhir. Dan ini adalah waktu terlama beliau dirawat. Beliau sudah hampir 1 bulan berbaring di rumah sakit. Infonya, kondisi beliau berangsur membaik. Aku jarang menjenguk Papa ke RS karena aku sedang berjuang Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah demi lulus dan masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi tenang, hampir setiap hari aku berkomunikasi dengan Papa melalui handphone :) 

"Kenapa Ma? Kok panik banget mukanya?" aku melihat muka Mama yang risau.

"Papa harus transfusi darah. Tapi stok golongan darah A di RS abis. Mama mau nelpon temen Mama di PMI Pusat. Mudah - mudahan ada. Mama juga udah nelpon saudara - saudara siapa tau ada yang golongan darah A"

"Lah? Papa kenapa? Tadi katanya gak papa?"

"Iya. Mendadak harus ditransfusi. Kamu rapi - rapi ya. Nanti abis magrib kita ke RS. sama abang juga. Mba Iin sama Bang Indra udah disana. Ada Om Nu dan Mas Yudi juga disana" Mba Iin adalah Kakak Pertamaku dan Bang Indra adalah suaminya. Sedangkan Om Nu adalah kakak Papa dan Mas Yudi adalah keponakan Papa.

Kring.. kringggg.. telpon rumahku berdering. Mama segera mengangkat telepon tersebut. Muka Mama mendadak sumringah "Alhamdulillah. Iya abis magrib saya langsung kesana ambil darahnya ya"

"Gimana, Ma?"

"Alhamdulillah ada golongan darah A dua kantong di PMI Pusat. Nanti abis Magrib kita kesana dulu ya, baru anter ke RS. Kamu telpon A'Uus minta tolong bawain mobil"

Tanpa pikir panjang aku segera melakukan yang diinstruksikan oleh Mama. Sekitar pukul 7.30 malam, Aku, Mama, Abang dan Om ku berangkat menuju PMI Pusat. Sayangnya, malam itu jalanan sangat tidak bersahabat. Kami baru sampai pukul 9.30 malam di PMI Pusat dan baru sampai pukul 11.30 malam di RS. Sepanjang perjalanan, Mama selalu mendapat kabar dari RS. Tetapi setiap aku tanyakan, jawabannya selalu sama "Papa gakpapa"

Begitu sampai RS, Abang dan Om ku berlari ke ruang rawat Papa sedangkan aku mengantar Mama ke Bank Darah untuk persiapan transfusi darah Papa besok pagi. Menjelang pukul 12 malam, aku dan Mama menyusuri lorong menuju kamar rawat Papa. Dari kejauhan aku melihat pintu kamar Papa terbuka. Loh kok terbuka? Aku dan Mama berlari. Kamar Papaku sangat ramai. Ya, ramai dengan dokter dan perawat dan ramai dengan isak tangis.

Aku tidak bisa berkata - kata dan tidak bisa memproses kejadian yang ada didepan mata. Aku melihat Papa masih membuka matanya dan beliau masih melakukan kontak mata dengan Aku dan Mama. Aku langsung berlari kesamping tempat tidur dan menggenggam tangan Papa sambil menangis. Tidak lama, tiba - tiba alat monitor jantung Papa berbunyi "Niiiitttttttt" Panjang. Bunyi yang aku pikir cuma bisa aku dengar di Sinetron saja tapi ternyata malam ini aku mendengarnya langsung.

Kaki Mama mendadak lemas dan beliau membutuhkan bantuan Abang untuk berdiri. Aku menangis tiada henti. Dokter dan perawat segera menyalakan alat pacu jantung. Sayangnya, alat tersebut tidak berhasil mengembalikan detak jantung Papa. Salah satu teman perawat Mama melakukan CPR sambil menangis. Tentu saja mereka menangis, karena mereka kenal baik dengan Papa dan Mama serta keluargaku.

Dan tepat di Hari Kamis, 12 Juni 2008, Pukul 00.20, Aku, Tara Septirani, kehilangan separuh sayap. Tangisku pecah. Bukan hanya aku, tapi hampir semua orang di ruangan. Mama, Mba Iin, Bang Indra dan Abang. Sebenarnya Papa sudah buruk kondisinya dari sore dan ternyata beliau hanya menunggu kedatangan seluruh keluarganya lengkap baru beliau pergi dengan tenang. Thanks Pa, At least I held your hands in your last breath :') Terima kasih sudah menunggu Tara datang :)

Jangan tanya perasaanku seperti apa. Rasanya seperti habis dilempar dari Lantai 30. Apalagi aku belum bisa maksimal memberikan yang terbaik untuk Papa. Aku jarang bertemu beliau karena harus melaksanakan Ujian Nasional dan Ujian lainnya. Hancur sudah bayanganku untuk membawa kue blackforest sambil membawa surat kelulusan. Aku hancur sehancur hancurnya. Mungkin inilah definisi Mayat Hidup. Ya, Hidup Segan Matipun Tak Mau.

I WILL ALWAYS LOVE YOU, PA! 
 

TARASEPTIRANI Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review